Tinggalkan atau Kerjakan

by - May 30, 2020

Dua kata yang sering kita dengar dan ucapkan, dan sudah barang tentu kita mengetahui apa arti keduanya. Namun apakah benar-benar kita pahami dan hayati secara mendalam, bilmana kita masukkan dalam konteks yang lebih rumit. ‘Tinggalkan keburukan atau Kerjakan kebaikan’. Dua opsi yang akan membuat siapa saja bimbang dan berfikir. Mari kita definisikan keduanya dahulu

                 Tinggalkan keburukan, artinya meninggalkan keburukan dari kehidupan, diri, atau lingkungan kita. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak Kembali kepadanya sehingga kita terbebas dari belenggunya. Yang sebelumnya sudah menjadi bagian diri kita yang buruk, kemudian kita mencoba melepaskannya dari dunia kita.

                Kerjakan kebaikan, usaha kita untuk menambahkan hal-hal baik kedalam diri dan kehidupan kita, dari sana kita mendapat energi positif yang sebelumnya kita belum dapati. Dengan begitu diri kita menjadi lebih baik.

                Namun, apakah definisi tersebut sudah sesuai? Apakah meninggalkan keburukan lebih utama dari mengerjakan kebaikan atau sebaliknya?, mengapa orang-orang dewasa ini lebih banyak menuntut orang melakukan kebaikan, tapi sedikit yang mengajak untuk meninggalkan keburukan?, pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang dalam diri saya pribadi, mungkin bagi teman-teman sekalin juga.

                Sekarang mari kita lihat dunia kita ini, apa saja yang selalu kita lihat dalam kehidupan kita dan dipertontonkan manusia, tak lain adalah keburukan. Berapa banyak pemberitaan yang menampilkan kerusakan akhlak manusia, kerusakan bumi, bahkan kekejaman manusia. Memang kebaikan masih bisa kita temui, namun perbandingan antara keduanya terlalu besar.

                Mengapa demikian, hal ini dikarenakan manusia lebih sering menuntut orang untuk berbuat baik tapi lupa untuk mengajak meninggalkan kebaikan. Sehingga, Ketika manusia sudah menambah kebaikan, keburukan-keburukan sebelumnya tidak hilang dan masih ada, bahkan turun menurun dan tak terputus.

                Bayangkan dalam sebuah perumpaan ini, seseorang memili sebuah motor. Karena sudah lama ia memakainya, didalam mesinnya ada beberapa kerusakan yang perlu di perbaiki, dalam logika, seharusnya mesin itu diperbaiki terlebih dahulu. Namun nyatanya pemilik itu malah memperindah motornya dengan modifikasi, bukannya memperbaiki mesin.

                Memang, ketika mengendarainya, ia terlihat lebih keren, orang-orang akan melirik dan memuji. Namun motor itu tetap rusak, dan tidak nyaman untuk dikendarai. Kemungkinan terburuknya, motor itu akan mogok dan tidak berfungsi, pemilk itu pun akan terhambat, dan tidak sampai pada tempat tujuannya.

                Andaikan pemilik itu mengutamakan mesinnya yang rusak, ia akan merasa nyaman dan tidak terhambat, walaupun orang-orang tidak meiliriknya, ia akan tetap sampai pada tujuannya. Tapi bukan berarti kita tidak perlu mengerjakan kebaikan. Yang perlu dicatat adalah kita lebih baik mengutamakan meninggalkan keburukan terlebih dahulu sebelum mengerjakan kebaikan-kebaikan.

 


You May Also Like

0 comments