Tinggalkan atau Kerjakan
Dua kata yang sering
kita dengar dan ucapkan, dan sudah barang tentu kita mengetahui apa arti
keduanya. Namun apakah benar-benar kita pahami dan hayati secara mendalam,
bilmana kita masukkan dalam konteks yang lebih rumit. ‘Tinggalkan keburukan
atau Kerjakan kebaikan’. Dua opsi yang akan membuat siapa saja bimbang dan
berfikir. Mari kita definisikan keduanya dahulu
Tinggalkan keburukan, artinya meninggalkan
keburukan dari kehidupan, diri, atau lingkungan kita. Berusaha sebisa mungkin
untuk tidak Kembali kepadanya sehingga kita terbebas dari belenggunya. Yang
sebelumnya sudah menjadi bagian diri kita yang buruk, kemudian kita mencoba
melepaskannya dari dunia kita.
Kerjakan kebaikan, usaha kita
untuk menambahkan hal-hal baik kedalam diri dan kehidupan kita, dari sana kita
mendapat energi positif yang sebelumnya kita belum dapati. Dengan begitu diri
kita menjadi lebih baik.
Namun, apakah definisi tersebut
sudah sesuai? Apakah meninggalkan keburukan lebih utama dari mengerjakan
kebaikan atau sebaliknya?, mengapa orang-orang dewasa ini lebih banyak menuntut
orang melakukan kebaikan, tapi sedikit yang mengajak untuk meninggalkan
keburukan?, pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang dalam diri saya pribadi,
mungkin bagi teman-teman sekalin juga.
Sekarang mari kita lihat dunia
kita ini, apa saja yang selalu kita lihat dalam kehidupan kita dan
dipertontonkan manusia, tak lain adalah keburukan. Berapa banyak pemberitaan
yang menampilkan kerusakan akhlak manusia, kerusakan bumi, bahkan kekejaman
manusia. Memang kebaikan masih bisa kita temui, namun perbandingan antara
keduanya terlalu besar.
Mengapa demikian, hal ini
dikarenakan manusia lebih sering menuntut orang untuk berbuat baik tapi lupa
untuk mengajak meninggalkan kebaikan. Sehingga, Ketika manusia sudah menambah
kebaikan, keburukan-keburukan sebelumnya tidak hilang dan masih ada, bahkan
turun menurun dan tak terputus.
Bayangkan dalam sebuah perumpaan
ini, seseorang memili sebuah motor. Karena sudah lama ia memakainya, didalam mesinnya
ada beberapa kerusakan yang perlu di perbaiki, dalam logika, seharusnya mesin
itu diperbaiki terlebih dahulu. Namun nyatanya pemilik itu malah memperindah
motornya dengan modifikasi, bukannya memperbaiki mesin.
Memang, ketika mengendarainya,
ia terlihat lebih keren, orang-orang akan melirik dan memuji. Namun motor itu
tetap rusak, dan tidak nyaman untuk dikendarai. Kemungkinan terburuknya, motor
itu akan mogok dan tidak berfungsi, pemilk itu pun akan terhambat, dan tidak
sampai pada tempat tujuannya.
Andaikan pemilik itu
mengutamakan mesinnya yang rusak, ia akan merasa nyaman dan tidak terhambat,
walaupun orang-orang tidak meiliriknya, ia akan tetap sampai pada tujuannya.
Tapi bukan berarti kita tidak perlu mengerjakan kebaikan. Yang perlu dicatat
adalah kita lebih baik mengutamakan meninggalkan keburukan terlebih dahulu
sebelum mengerjakan kebaikan-kebaikan.
0 comments