Untuk Siapa
Walau tak lagi muda, Ia masih
penuh semangat. Satu dua sapuan ia kerahkan, daun-daun yang berterbangan dan sampah
berserakan mulai tersingkir. Disepanjang jalan raya inilah, wilayah tugasnya
setiap pagi, menyambut para pengguna jalan. Agar saban hari, mereka memulai pagi
dengan keindahan dan kebersihan yang positif.
Tidak semudah yang dibayangkan,
apalagi dengan jalan yang cukup panjang, menyapu menjadi sedikit lebih sulit,
serta memakan banyak waktu dan tenaga. Tak heran, bila hingga matahari
menampakkan wajahnya, ia masih bergelut.
Usai sudah amanat mulia itu dikerjakan,
lamat-lamat ia menatap ke jalan nan bersih itu, satu persatu kendaran mulai
berlalu-lalang. Ia meyakini, walaupun tidak ada yang benar-benar berkata atau
mengucapkan. Orang-orang merasakan dampaknya, wajah penuh semangat dan harapan,
seakan muncul disaat melawatinya.
Inilah kebaikan, tidak perlu
muluk dan megah, hal kecil pun bisa mengubah manusia manapun. Walau pekerjaan
ini tidak begitu menjanjikan, tapi apalah hidup ini tanpa kebaikan. Hal itulah
yang ia tanamkan didalam jiwanya.
Tapi, kebaikan bukan berarti
bisa berjalan dengan baik seperti namanya, ia terkadang seperti gula didalam
kopi,ketika keduanya berfusi dengan sempurna, bukanlah gula yang dipuji,
melainkan kopi. Namun lain halnya ketika gula tak hadir. Bukanlah kopi yang
menjadi kambing hitamnya namun sang gula.
Suatu hari libur, ia tidak
sempat bertugas dikarenakan sakit. Sayangnya tidak ada yang bisa menggantikan
untuk membersihkan wilayah tugasnya. Sampah-sampah dan dedauan berhamburan
hingga kejalan, orang-orang mulai meresah dan mengumpat petugas yang tidak
menjalankan tugas hari itu. Yang tak lain sang pria paruh baya aitu.
Usai sembuh di keesokan harinya,
tugas menumpuk telah menantikannya. Tak terelakkan, absennya di hari lampau,
menambah pekerjaannya dua kali lipat lebih banyak. Namun anehnya bukan hanya
daun-daun yang terhampar. Namun sampah plastik dan botol lebih banyak dari
biasanya. Dengan penuh keikhlasan, ia berusaha menerima kenyatannya, dan
menjalankan tugas dengan sebaik mungkin.
Belum cukuplah tugas berat itu,
sebuah kejadian yang tak mengenakan harus dialaminya juga. Ada seorang
pengendara motor yang tadi melaju dari
kejauahan berhenti tepat dimana bapak itu berada. Pengendara motor itu tidak
membuka helmnya, kemudian berkata kepada pria paruh baya itu. Ia menyinggung
jalan yang kotor di hari lampau, dalam perkatannya sedikit ada sarkasme.
Pengendara itu kemudian melaju
tanpa salam apapun. Tersinggung sudah pasti, namun bapak itu tidak marah atau
dendam. Ia hanya menyayangkan, mengapa hanya petugas yang disalahkan, apakah
bumi ini hanya petugas kebersihan yang tinggal, tentu tidak,
Dengan begitu, apakah hanya
dirinya yang wajib menjaga dan melestarikan lingungan, apakah manusia lain
tidak bertanggung jawab. Seharusnya mereka berterima kasih pada petugas
kebersihan seperti dirinya, bukan ia mengharap. Namun agar mereka lebih
menghargai satu sama lain. Bila tidak ada mereka, kebersihan menjadi sangatlah
langka.
Kesimpulan dari kejadian itu,
Petugas kebersihan hanya meringankan, bukan menghilangkan. Kesadaran
masyarakatlah yang patut ditingkatkan, ini bukan masalah tugas siapa, tapi ini
masalah untuk siapa. Untuk semua, Demi kebaikan semua, maka kebersamaanlah yang
bisa mewujudkannya. Bukan saling menuding dan menyalahkan.
Bahu membahu dan saling
mengingatkan, kita bisa karena bersama.
0 comments