Merelaksasikan Pikiran Di Jaman Edan

by - December 27, 2020

 

            Informasi, hiburan, ilmu pengetahuan, dan bahkan makanan sekarang sangat mudah untuk diperoleh. Hanya bermodalkan alat pintar yang tidak lebih besar dari botol mineral. Memang perkembangan teknologi -dengan segala kemajuan yang dihidangkan- mempermudah pekerjaan kita. Konsekuensinya, manusia menjadi kebanjiran informasi. Bagaikan air bah yang menerjang sebuah kapal ketika badai hebat ditengah laut. Kita mungkin bisa mati tenggelam atau berhasil selamat. Semua itu tergantung kesiapan kita, pengetahuan kita, dan keahlian kita menaklukan ombak tersebut. Yaitu, pengetahuan kita mencerna segala informasi yang datang bertubi-tubi.

            Indonesia adalah negara yang memiliki minat baca dan tingkat literasi yang rendah. Tidak heran, kebanyakan masyarakat Indonesia-khususnya warga internet- menelan informasi yang didapat dengan mentah. Tanpa mencari tau lagi kebenaran yang ada. Akhirnya tenggelam kedalam informasi yang rancu bahkan bohong. Tidak hanya menelan itu sendiri, tapi juga mengajak orang lain, bahkan keluarganya kepada kesesatan informasi. Dengan motif meneruskan berita di media sosial. Akibatnya, orang-orang kebingungan, kesal, marah, bahagia karena berita bohong itu. Tidak sedikit yang akhirnya memiliki jalan pikir yang berbeda dengan kerabatnya, menimbulkan perpecahan konflik, dan lainnya.

            Sungguh ironi, padahal manusia adalah pencipta telepon pintar. Jangan malah kalah pintar dengan telepon pintar. Atau bahkan dibodohinya karena kita tidak bijak menggunakannya. Khusunya dalam pengunaan jaringan internet. Kita sangat berhak dan memiliki kendali penuh dalam memilih berita atau manfaat lain darinya. Jika kita tidak bijak dan terbawa arus, dampaknya kita akan lelah serta pusing memikirkan berita yang ada.

Permasalahan hidup sudah cukup menyulitkan kita dengan segala dramanya. Tumpukan tagihan listrik, cicilan motor perbulan, biaya makan, sekolah, konflik didalam keluarga. Semua itu lebih dari cukup menguras pikiran. Maka, penyakit-penyakit pun bermunculan, depresi, Alzheimer, obesitas, bahkan penyakit jantung. Semua itu akibat banyaknya beban pikiran. Kita harus menjaga pikiran kita untuk tetap sehat dan jernih. Hal-hal yang tidak penting perlu disingkiran. Seperti halnya menjaga kebersihan tubuh. Pikiran kita juga harus selalu dibersihkan dari hal-hal buruk dan negatif. Sehingga menjadi lebih jernih.

Padahal ketika pikiran kita bersih dan sehat, secara tidak langsung Kesehatan tubuh dan organ lainnya menjadi sehat pula. Mens sana in corpore sano , pikiran yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat, dan begitu juga sebaliknya. Korelasi antara kesehatan tubuh dan pikiran memang tidak bisa dilepaskan. Maka dari itu, menjaga pikiran agar tetap sehat serta positif adalah dengan melakukan istirahat. Atau relaksasi pikiran.

Mungkin masih banyak yang tidak tahu bagaimana merelaksasikan pikiran kita. Sebenarnya tidak perlu kita mengeluarkan banyak uang untuk berlibur ke tempat yang damai dan sejuk. Hal itu dilakukan untuk beristirahat dari kesibukan. Merelaksasikan pikiran sebenarnya sangat mudah. Mulailah dengan mengurangi informasi atau berita yang akan kita baca. Boleh kita membaca atau mengikuti perkembangan dunia yang ada, namun ada hal yang jauh lebih penting untuk diketahui. Ketahuilah hal yang perlu diketahui. Tinggalakan hal yang tidak perlu diketahui. Memang sikap ini cenderung cuek dan bodo amat. Tapi cara itu cukup efektif untuk mengurangi beban pikiran kita. Kemudian menyibukkan dengan hal-hal yang lebih pernting dan bermanfaat. Literasi bangsa ini sangat rendah, maka sebaiknya sibukkan lah diri kita dengan membaca buku yang lebih bermanfaat, ilmiah, juga menambah wawasan kita. Paradigma pun lebih berkembang dan siap untuk mencerna informasi-informasi yang akan diterima.

Selain itu, melakukan kegiatan sosial diluar rumah. membantu orang yang kesulitan, melakukan kebaikan-kebaikan bisa menjernihkan hati dan jiwa. Tidak hanya itu, dengan sering melakukan aktivitas sosial juga dapat meningkatkan kebahagian. Kita menjadi sadar bahwa masih banyak orang yang lebih sulit kehidupannya. Mereka tidak sempat memikirkan masalah dan konflik diberita, karena sibuk memikirkan bagaimana  agar bisa menyambung hidup. Kenyataan-kenyataan yang ditemui menjadi refleksi juga relaksasi pikiran. Dan mungkin, kita akan menemui sebuah kenyataan yang tidak seperti diisukan. Lebih indah diluar dugaan. Dewasa ini, manusia cenderung menjadikan kehidupan di dunia maya menjadi dunia utamanya. Padahal, dunia asli jauh lebih indah.

Selanjutnya, meningkatkan kemampuan serta potensi diri. sudah barang tentu, kini sangat mudah belajar apapun dari internet. Belajar memasak, bermain gitar, menggambar, dan apapun itu. Apalagi bagi remaja generasi 4.0 sekarang ini. Keahlian digital sangat diperlukan. Dan hal itu bisa dipelajari dengan mudah. Berolahraga mungkin menjadi alternatif yang mujarab. Selain mudah dilakukan juga fasilitas sekarang telah ditunjang. Di kota-kota besar mulai dibangun taman yang dilengkapi fasilias berolahraga. Kegiatan seperti hari bebas kendaraan bermotor menjadi marak, yang biasa dilakukan dihari Minggu. Seperti yang dikatakan frasa sebelumnya, tubuh kita pun lebih sehat diikuti pikiran yang sehat. Cara merelaksasikan pikiran yang terakhir adalah dengan membuat karya. Entah itu menulis, membuat sebuah lagu, membuat kerajinan tangan, dan segala sesuatu yang menggugah kreativitas.

Apabila hal-hal tersebut bisa kita implementasikan dalam kehidupan kita, kemungkinan jalan pikiran kita menjadi jernih, tubuh menjadi lebih sehat, serta membawa manfaat bagi orang lain. Jangan mau kita di adu domba oleh media. Kita telah merdeka, kita bebas menentukan jalan hidup kita, mau dibawa kemana hidup ini. hindari hal yang merugikan, perbanyaklah manfaat. Dan ternyata, relaksasi pikiran tidak hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, tapi juga bisa membawa manfaat untuk orang lain.  

You May Also Like

0 comments