Merelaksasikan Pikiran Di Jaman Edan
Informasi,
hiburan, ilmu pengetahuan, dan bahkan makanan sekarang sangat mudah untuk
diperoleh. Hanya bermodalkan alat pintar yang tidak lebih besar dari botol
mineral. Memang perkembangan teknologi -dengan segala kemajuan yang dihidangkan-
mempermudah pekerjaan kita. Konsekuensinya, manusia menjadi kebanjiran
informasi. Bagaikan air bah yang menerjang sebuah kapal ketika badai hebat
ditengah laut. Kita mungkin bisa mati tenggelam atau berhasil selamat. Semua
itu tergantung kesiapan kita, pengetahuan kita, dan keahlian kita menaklukan
ombak tersebut. Yaitu, pengetahuan kita mencerna segala informasi yang datang
bertubi-tubi.
Indonesia adalah negara yang
memiliki minat baca dan tingkat literasi yang rendah. Tidak heran, kebanyakan
masyarakat Indonesia-khususnya warga internet- menelan informasi yang didapat
dengan mentah. Tanpa mencari tau lagi kebenaran yang ada. Akhirnya tenggelam
kedalam informasi yang rancu bahkan bohong. Tidak hanya menelan itu sendiri,
tapi juga mengajak orang lain, bahkan keluarganya kepada kesesatan informasi. Dengan
motif meneruskan berita di media sosial. Akibatnya, orang-orang kebingungan,
kesal, marah, bahagia karena berita bohong itu. Tidak sedikit yang akhirnya
memiliki jalan pikir yang berbeda dengan kerabatnya, menimbulkan perpecahan
konflik, dan lainnya.
Sungguh ironi, padahal manusia
adalah pencipta telepon pintar. Jangan malah kalah pintar dengan telepon
pintar. Atau bahkan dibodohinya karena kita tidak bijak menggunakannya. Khusunya
dalam pengunaan jaringan internet. Kita sangat berhak dan memiliki kendali
penuh dalam memilih berita atau manfaat lain darinya. Jika kita tidak bijak dan
terbawa arus, dampaknya kita akan lelah serta pusing memikirkan berita yang
ada.
Permasalahan hidup sudah cukup menyulitkan kita dengan segala
dramanya. Tumpukan tagihan listrik, cicilan motor perbulan, biaya makan,
sekolah, konflik didalam keluarga. Semua itu lebih dari cukup menguras pikiran.
Maka, penyakit-penyakit pun bermunculan, depresi, Alzheimer, obesitas, bahkan
penyakit jantung. Semua itu akibat banyaknya beban pikiran. Kita harus menjaga
pikiran kita untuk tetap sehat dan jernih. Hal-hal yang tidak penting perlu
disingkiran. Seperti halnya menjaga kebersihan tubuh. Pikiran kita juga harus
selalu dibersihkan dari hal-hal buruk dan negatif. Sehingga menjadi lebih
jernih.
Padahal ketika pikiran kita bersih dan sehat, secara tidak langsung
Kesehatan tubuh dan organ lainnya menjadi sehat pula. Mens sana in corpore
sano , pikiran yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat, dan begitu juga
sebaliknya. Korelasi antara kesehatan tubuh dan pikiran memang tidak bisa dilepaskan.
Maka dari itu, menjaga pikiran agar tetap sehat serta positif adalah dengan
melakukan istirahat. Atau relaksasi pikiran.
Mungkin masih banyak yang tidak tahu bagaimana merelaksasikan
pikiran kita. Sebenarnya tidak perlu kita mengeluarkan banyak uang untuk
berlibur ke tempat yang damai dan sejuk. Hal itu dilakukan untuk beristirahat
dari kesibukan. Merelaksasikan pikiran sebenarnya sangat mudah. Mulailah dengan
mengurangi informasi atau berita yang akan kita baca. Boleh kita membaca atau
mengikuti perkembangan dunia yang ada, namun ada hal yang jauh lebih penting
untuk diketahui. Ketahuilah hal yang perlu diketahui. Tinggalakan hal yang
tidak perlu diketahui. Memang sikap ini cenderung cuek dan bodo amat. Tapi cara
itu cukup efektif untuk mengurangi beban pikiran kita. Kemudian menyibukkan
dengan hal-hal yang lebih pernting dan bermanfaat. Literasi bangsa ini sangat
rendah, maka sebaiknya sibukkan lah diri kita dengan membaca buku yang lebih
bermanfaat, ilmiah, juga menambah wawasan kita. Paradigma pun lebih berkembang
dan siap untuk mencerna informasi-informasi yang akan diterima.
Selain itu, melakukan kegiatan sosial diluar rumah. membantu orang
yang kesulitan, melakukan kebaikan-kebaikan bisa menjernihkan hati dan jiwa.
Tidak hanya itu, dengan sering melakukan aktivitas sosial juga dapat
meningkatkan kebahagian. Kita menjadi sadar bahwa masih banyak orang yang lebih
sulit kehidupannya. Mereka tidak sempat memikirkan masalah dan konflik
diberita, karena sibuk memikirkan bagaimana
agar bisa menyambung hidup. Kenyataan-kenyataan yang ditemui menjadi
refleksi juga relaksasi pikiran. Dan mungkin, kita akan menemui sebuah
kenyataan yang tidak seperti diisukan. Lebih indah diluar dugaan. Dewasa ini,
manusia cenderung menjadikan kehidupan di dunia maya menjadi dunia utamanya.
Padahal, dunia asli jauh lebih indah.
Selanjutnya, meningkatkan kemampuan serta potensi diri. sudah
barang tentu, kini sangat mudah belajar apapun dari internet. Belajar memasak,
bermain gitar, menggambar, dan apapun itu. Apalagi bagi remaja generasi 4.0
sekarang ini. Keahlian digital sangat diperlukan. Dan hal itu bisa dipelajari
dengan mudah. Berolahraga mungkin menjadi alternatif yang mujarab. Selain mudah
dilakukan juga fasilitas sekarang telah ditunjang. Di kota-kota besar mulai
dibangun taman yang dilengkapi fasilias berolahraga. Kegiatan seperti hari
bebas kendaraan bermotor menjadi marak, yang biasa dilakukan dihari Minggu.
Seperti yang dikatakan frasa sebelumnya, tubuh kita pun lebih sehat diikuti
pikiran yang sehat. Cara merelaksasikan pikiran yang terakhir adalah dengan
membuat karya. Entah itu menulis, membuat sebuah lagu, membuat kerajinan
tangan, dan segala sesuatu yang menggugah kreativitas.
Apabila hal-hal tersebut bisa kita implementasikan dalam kehidupan
kita, kemungkinan jalan pikiran kita menjadi jernih, tubuh menjadi lebih sehat,
serta membawa manfaat bagi orang lain. Jangan mau kita di adu domba oleh media.
Kita telah merdeka, kita bebas menentukan jalan hidup kita, mau dibawa kemana
hidup ini. hindari hal yang merugikan, perbanyaklah manfaat. Dan ternyata,
relaksasi pikiran tidak hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, tapi juga
bisa membawa manfaat untuk orang lain.
0 comments